rss

Jumat, 14 Januari 2011

Matahari bersinar 36 jam non-stop


Mungkinkah matahari bersinar selama 36 jam non-stop ?

Jawabannya, SANGAT MUNGKIN.

Jangankan 36 hari, matahari bisa bersinar non-stop selama 6 bulan !

Kalo misal anda lg dapat rezeki jalan-jalan ke negara-negara yg dekat kutub utara atau kutub selatan, misal Swedia, Norwegia dll anda dapat menyaksikan salah satu fenomena alam yg paling unik yg disebut Midnight Sun, atau kalo diterjemahkan secara kasar berarti Matahari di Tengah Malam.

Midnight Sun adalah fenomena yg hanya terjadi di daerah kutub utara/selatan dan sekitarnya (lingkar kutub) di mana matahari tetap terlihat bersinar di malam hari waktu setempat (24 jam non-stop). Berarti nggak ada malam dong ? Emang, dan fenomena ini nggak cuman terjadi selama 36 jam, tapi bisa berbulan-bulan. Orang yg persis berada di kutub utara atau selatan bahkan bisa mengalami ’siang hari’ selama enam bulan non-stop tanpa ada ‘malam hari’, dan setelah itu sebaliknya, mengalami 6 bulan ‘malam hari’ non-stop tanpa ada ’siang hari’.

Kok bisa begitu ?



Waktu SD mungkin kita pernah diperagakan oleh bapak dan ibu guru bagaimana bumi berotasi pada sumbunya dan meng-orbit (berevolusi) mengelilingi matahari. Nah, (dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada bapak/ibu guru), umumnya ada satu bagian yg terlupa. Bahwasanya, posisi bumi terhadap matahari tidak persis tegak lurus dengan sumbu rotasi bumi, tetapi agak miring sekitar 23,4 derajat.

Emang pengaruhnya apa ?

Karena kemiringan ini, maka pada saat bumi mengelilingi matahari, sebagian daerah bumi (dengan acuan sumbu rotasi bumi) akan memperoleh sinar matahari lebih banyak dari daerah lainnya. Hal inilah yg menjadi salah satu penyebab adanya musim di bumi (panas, gugur, dingin, semi).

1. Pada sekitar bulan Mei - Juli, matahari akan lebih banyak menyinari belahan bumi utara/BBU (>23 derajat lintang utara), sehingga pada belahan bumi utara (USA, eropa) mengalami musim panas, belahan bumi selatan/BBS mengalami musim dingin (australia).

2. Pada sekitar bulan Agustus - Oktober, daerah cakupan sinar matahari mulai turun ke selatan dan mendekati ekuator (khatulistiwa, 0 derajat lintang). Pada sekitar tanggal 22 September, terjadi Equinox, di mana matahari akan persis berada di atas khatulistiwa. Pengaruhnya, BBU mengalami musim gugur, BBS mengalami musim semi. Pada tempat-tempat di ekuator seperti Pontianak, matahari akan terlihat persis di atas kepala anda pada jam 12 siang, sehingga bayangan tubuh akan tidak terlalu terlihat.

3. Pada bulan November - Januari, daerah cakupan sinar matahari berada di BBS (>23 derajat lintang selatan), akibatnya di BBU akan mengalami musim dingin, sementara di BBS akan mengalami musim panas. Jadi jangan heran kalo natal di USA atau eropa itu pas musim dingin, sementara natal di australia ketika musim panas.

4. Pada bulan Februari - April, cakupan sinar matahari mulai berpindah lagi menuju ke utara dan kembali berada persis di atas equator di sekitar tanggal 20 Maret. Equinox terjadi lagi. Kali ini BBU mengalami musim semi dan BBS musim gugur.

OK, kembali ke Midnight Sun tadi. Pada waktu musim panas, matahari lebih banyak menyinari BBU, termasuk daerah kutub utara. Akibatnya, walaupun bumi berotasi pd sumbunya, daerah ini akan tetap terkena sinar matahari lebih dari 12 jam. Pada daerah-daerah yg sangat dekat dengan kutub utara, matahari bahkan terlihat bersinar selama 24 jam penuh, dan pada daerah kutub, ’siang abadi’ ini bisa berlanjut sampai setengah tahun lamanya (pertengahan musim semi - pertengahan musim gugur).

Pada saat yg sama, belahan bumi selatan mengalami musim dingin. Daerah sekitar kutub selatan akan sedikit sekali menerima sinar matahari. Kutub selatan bahkan tidak terkena sinar matahari pada periode ini. Akibat yg terjadi adalah kebalikan dari kutub utara tadi. Kutub selatan, akan mengalami ‘malam abadi’ selama setengah tahun.

OK. Jadi, masuk akal kan kalo matahari itu bisa menyinari kita selama 36 jam …… asalkan pada saat itu, kita berada di kutub utara/selatan pada saat musim panas.

Apakah fenomena ini terjadi setiap 2400 tahun ?

Seperti yg saya paparkan di atas, fenomena ini terjadi setiap tahun, bukan 2400 tahun sekali.

Apakah kita juga bisa mengalaminya ?

Ya itu tadi, kalo anda berada di kutub utara/selatan saat musim panas, anda akan mengalaminya. Gimana kalo di Indonesia ?

Karena berada pada daerah tropis, nggak jauh-jauh dari ekuator, maka Indonesia tidak akan mengalami fenomena ini. Sebab, mau bagaimanapun posisi cakupan sinar matahari, tetap saja daerah tropis menerima sinar matahari lebih banyak dari daerah manapun di Bumi ini. Itu sebabnya, temperatur di daerah tropis itu relatif hangat dan konstan sepanjang tahun. Jadi, Indonesia nggak akan pernah menikmati yg namanya salju, kecuali pada daerah-daerah tertentu misal gunung Jaya Wijaya. Itupun salju abadi karena pengaruh ketinggian gunung, bukan karena musim dingin.

Halah, sok tau lu ! Kata teman gw, Indonesia ntar bakalan mengalami musim dingin bersalju !

Kalo berdasarkan ilmu geofisika, konon lempengan-lempengan bumi terus bergerak satu sama lain, dan katanya sih ntar posisi daratan di bumi nggak akan sama seperti sekarang. Dari salah satu film dokumenter yg saya tonton (The Future is Wild), kutub selatan akan berpindah ke daerah equator sekitar 100 juta tahun lagi. Daratan Indonesia akan terpecah, sulawesi dan papua akan terus bergerak ke utara, sedang jawa, sumatera dan kalimantan akan bergabung dengan daratan india di selatan.

Dan konon (lagi), Bumi akan kembali mengalami zaman es sekitar 5 juta tahun dr sekarang.

Nah, jadi secara scientific, InsyaAllah, 5-100 juta tahun lagi, orang Indonesia akan beruntung bisa ‘menikmati’ musim dingin yg bersalju. Yg jelas, anda yg saat ini lg baca tulisan saya, kemungkinan besar nggak akan bisa menikmati saat-saat itu.

[+/-] BACA LEBIH LENGKAP COY ...

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kenaikan Muka Air Laut



Perubahan Iklim

Perubahan iklim global sebagai implikasi dari pemanasan global telah mengakibatkan ketidakstabilan atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi. Pemanasan global ini disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca yang dominan ditimbulkan oleh industri-industri. Gas-gas rumah kaca yang meningkat ini menimbulkan efek pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang panjang yang bersifat panas (inframerah) yang diemisikan oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi. Temperatur rata-rata global ini diproyeksikan akan terus meningkat sekitar 1.8-4.0oC di abad sekarang ini, dan bahkan menurut kajian lain dalam IPCC diproyeksikan berkisar antara 1.1- 6.4oC.


Perubahan temperatur atmosfer menyebabkan kondisi fisis atmosfer kian tak stabil dan menimbulkan terjadinya anomali-anomali terhadap parameter cuaca yang berlangsung lama. Dalam jangka panjang anomali-anomali parameter cuaca tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari dan memberikan dampak terhadap berbagai segi kehidupan. Dampak ekstrem dari perubahan iklim terutama adalah terjadinya kenaikan temperatur serta pergeseran musim. Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut.

Naiknya Permukaan Air Laut

Kenaikan permukaan laut adalah fenomena naiknya permukaan laut yang disebabkan oleh banyak faktor yang kompleks. Permukaan laut telah mengalami kenaikan setinggi 120 meter sejak puncak zaman es 18.000 tahun yang lalu. Kenaikan tertinggi muka air laut terjadi sebelum 6.000 tahun yang lalu. Sejak 3.000 tahun yang lalu hingga awal abad ke-19, muka air laut hampir tetap hanya bertambah 0,1 hingga 0,2 mm/tahun; sejak tahun 1900, permukaan laut naik 1 hingga 3 mm/tahun; sejak tahun 1992 satelit altimetri TOPEX/Poseidon mengindikasikan laju kenaikan muka laut sebesar 3 mm/tahun. Perubahan ini bisa jadi merupakan pertanda awal dari efek pemanasan global terhadap kenaikan muka air laut. Pemanasan global diperkirakan memberikan pengaruh yang signifikan pada kenaikan muka air laut di abad ke-20 ini.

Menurut riset yang ada, pemanasan global dari efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim dapat menaikan permukaan air laut hingga 5–200 cm untuk abad selanjutnya. Ketinggian air laut memang selalu berfluktuasi dengan perubahan dari temperatur global. Ketika zaman es dimana temperatur global sebesar 5 derajat Celsius lebih rendah dari sekarang, kebanyakan dari air laut terikat dalam gletser dan ketinggian permukaan air lautnya sekitar 100 meter lebih rendah dari sekarang. Tetapi, saat periode terakhir “interglacial” (100,000 tahun yang lalu), permukaan air laut lebih tinggi 6 meter dari sekarang dan temperaturnya berkisar 1 derajat Celsius lebih hangat dari sekarang. Tren permukaan air laut global telah diestimasi dengan cara mengkombinasikan tren–tren dari “tidal stations” di seluruh dunia. Rekor-rekor ini memperlihatkan bahwa selama abad terakhir ini, permukaan air laut di seluruh dunia telah naik hingga 10–25 cm yang sebagian besar diakibatkan oleh pemanasan global dari abad terakhir.
Kenaikan permukaan air laut akan membanjiri rawa-rawa dan dataran rendah, mempercepat erosi dan memperburuk banjir di pesisir pantai, mengancam bangunan–bangunan di daerah pesisir, kehilangan kawasan wisata pantai yang indah dan juga meningkatkan salinitas (pencemaran kadar garam) di daerah sungai, teluk, dan air di dalam tanah (aquifers).

Dampak Negatif Kenaikan Muka Air Laut

Dampak paling serius dari naiknya tinggi muka air laut ini adalah hilangnya pulau-pulau kecil. Diperkirakan dari 44 anggota SIDS, 14 negara kecil di antaranya terancam hilang akibat naiknya permukaan laut, antara lain beberapa negara pulau di Samudra Pasifik, yaitu Sychelles, Tuvalu, Kiribati, dan Palau, serta Maladewa di Samudra Hindia. Akibat pemanasan global, minimal 18 pulau di muka bumi ini telah tenggelam, antara lain tujuh pulau di Manus, sebuah provinsi di Papua Niugini. Kiribati, negara pulau yang berpenduduk 107.800 orang, sekitar 30 pulaunya saat ini sedang tenggelam, sedangkan tiga pulau karangnya telah tenggelam. Maladewa yang berpenduduk 369.000 jiwa, presidennya telah menyatakan akan merelokasikan seluruh negeri itu. Sementara itu, Vanuatu yang didiami 212.000 penduduk, sebagian telah diungsikan dan desa-desa di pesisir direlokasikan karena ancaman nyata itu, delegasi dari negara kepulauan tersebut serta Aljazair dan Tanzania sangat mendukung WOC dan akan hadir di Manado, mengingat negara tersebut terancam hilang dari muka bumi ini akibat perubahan iklim.

Di antara negara kepulauan di dunia, agaknya kerugian terbesar bakal dihadapi Indonesia, sebagai negara yang memiliki jumlah pulau terbanyak. Pada tahun 2030 potensi kehilangan pulaunya sudah mencapai sekitar 2.000 bila tidak ada program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, urai Indroyono, Sekretaris Menko Kesra yang juga mantan Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan DKP. Saat ini belum diketahui berapa sesungguhnya jumlah pulau di Nusantara ini yang telah hilang karena dampak kenaikan permukaan laut. Namun, pengamatan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) menunjukkan penciutan daerah pantai sudah terlihat di pulau-pulau yang berada di Paparan Sunda dan Paparan Sahul, ungkap Aris Poniman, Deputi Sumber Dasar Sumber Daya Alam Bakosurtanal. Paparan Sunda meliputi pantai timur Pulau Sumatera, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan serta pantai utara Pulau Jawa. Adapun Paparan Sahul berada di sekitar wilayah Papua. Penjelasan Aris didasari pada pemantauan pasang surut yang dilakukan Bakosurtanal di berbagai wilayah pantai Nusantara sejak 30 tahun terakhir.

Mitigasi Kenaikan Muka Air Laut

Menghadapi ancaman hilangnya kawasan pantai dan pulau kecil yang kemungkinan akan terus berlanjut pada masa mendatang, Aris yang juga pengajar di IPB menyarankan penyusunan peta skala besar, yaitu 1:5.000 dan 1:1.000. ”Saat ini baru tiga kota besar, yaitu Jakarta, Semarang, dan Makassar, yang memiliki peta berskala tersebut,” ujarnya. Pada peta tampak detail wilayah pantai yang terbenam di tiga kota tersebut. Peta ini disusun Bakosurtanal bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Selain itu, pembuatan peta skala besar juga dilaksanakan untuk wilayah barat Sumatera dan selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara. Hal ini terkait dengan pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS). Sementara itu, untuk wilayah timur Sumatera dan wilayah lain yang tergolong rawan genangan air laut akibat pemanasan global peta yang ada masih berskala kecil, sekitar 1:25.000. ”Pembuatan peta genangan perlu menjadi prioritas agar setiap daerah dapat melakukan langkah antisipasi dan adaptasi pada wilayah yang bakal tergenang dalam 5 hingga 20 tahun mendatang,” ujarnya. Data spasial dan penginderaan jauh yang merekam dampak pemanasan global juga akan menjadi materi untuk pengambilan kebijakan di setiap instansi terkait pada waktu mendatang.

Daftar Referensi


http://www.independent.co.uk/environment/climate-change/sinking-without-trace-australias-climate-change-victims-821136.html

http://southasia.oneworld.net/article/view/160270/1

http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,2977544,00.html

http://armisusandi.com/articles/journal/Dampak%20Perubahan%20Iklim%20Terhadap%20Ketinggian%20Muka%20Laut

[+/-] BACA LEBIH LENGKAP COY ...

Samudra Baru Tengah Membelah Afrika


KOMPAS.com — Para geolog yang melakukan penelitian di wilayah Afar, Etiopia, mengatakan bahwa 10 juta tahun lagi samudra baru akan terbentuk. Samudra itu akan memecah Afrika menjadi dua bagian.

Proses terbentuknya samudra baru sebenarnya telah dimulai dari tahun 2005 lalu. Saat itu, retakan sepanjang 60 kilometer terbentuk di Etiopia. Dalam jangka waktu 10 hari saja retakan sudah melebar hingga 8 meter. Perkembangan retakan ini cukup mengejutkan karena secara teori, dalam kondisi normal, retakan selebar itu baru bisa tercapai dalam 230 tahun.


Retakan tersebut disebabkan oleh dorongan batuan lunak dan panas dari perut bumi. Menurut para ilmuwan, adanya dorongan dari dalam menyebabkan permukaan bumi retak. Dalam kurun waktu 5 tahun belakangan diketahui bahwa retakan terus melebar.

Sejauh ini, erupsi yang terjadi di bawah tanah masih terus berlangsung. Akibatnya, pada akhirnya wilayah Etiopia dan Somalia akan terpisah dari Benua Afrika. Ketika dua wilayah terpisah, akan terbentuk selat yang kemudian berkembang menjadi laut dan pada akhirnya samudra.

"Hasil retakan akan memisah semakin jauh. Bagian selatan Etiopia dan Somalia akan terpisah, menciptakan pulau baru. Dan, kita akan memiliki Afrika kecil dan pulau besar lainnya yang terapung di Samudra Hindia," kata James Hammond, seismolog Universitas Bristol yang meneliti Afar.

Dr Tim Wright dari Universitas Oxford di Inggris mengatakan, "Ini hal yang sangat luar biasa." Sebelumnya, ketika menemukannya pada tahun 2005, ia mengatakan, "Retakan ini akan terhubung dengan Laut Merah sehingga bisa terisi air dan membentuk samudra."

[+/-] BACA LEBIH LENGKAP COY ...

Kamis, 30 Desember 2010

1.000.000.000.000

By : Dian Mardiyanti, S.Pd
Sebuah angka yang sangat fantastis bukan? Pernahkah kita menyadari bahwa angka sefantastis itu telah ada pada diri kita sejak kita dilahirkan? Sebagian besar dari kita pasti akan menyangkal, karena memang pada kenyataannya, kita mungkin tidak punya uang sebanyak itu. Tapi sayangnya, ini bukan masalah uang. Angka satu yang diikuti oleh 12 angka nol itu adalah jumlah SEL OTAK KITA. Subhanallah ! Dengan potensi bawaan yang sedahsyat itu, maka semua anak adalah CERDAS. Sebuah kabar baik yang menumbuhkan harapan positif bagi setiap anak dan juga orang tua.

Sebut saja…Albert Enstein, William Shakespears, Marie Curie manusia-manusia yang dinobatkan oleh dunia sebagai orang genius, ternyata hanya menggunakan tak lebih dari 10 % dari potensi otaknya. Jadi, bisa kita bayangkan, seandainya saja kita memaksimalkan potensi otak kita, maka kita bisa menjadi generasi- generasi ISLAM GENIUS di masa yang akan datang. Dan tidak menutup kemungkinan, sejarah akan mencatat nama kita dengan prestasi lebih baik dari orang-orang genius sebelum kita. Membanggakan sekali bukan ?
Yakinilah bahwa kita semua MAMPU, masalahnya sekarang adalah apakah kita MAU ?????

Masa depanmu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan HARI INI.
Bukan BESOK…..

[+/-] BACA LEBIH LENGKAP COY ...

Rabu, 29 Desember 2010

CINTA SEORANG IBU


Alkisah di suatu desa ada seorang ibu yang sudah tua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah meninggal karena sakit. Sang ibu itu sering sekali merasa sedih memikirkan anaknya yang memiliki perangai buruk, suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi yang membuat sang ibu sering menangis meratapi nasibnya yang malang. Walapun begitu, ibu itu selalu berdoa kepada Tuhan, “Ya Allah, tolong Kau sadarkan anakku yang sangat kusayangi, agar tidak berbuat dosa lebih banyak lagi.” Aku sudah tua dan aku ingin melihat dia bertaubat sebelum aku mati. Namun, semakin lama anak itu semakin larut dengan perbuatan jahatnya. Sudah sangat sering dia keluar masuk bui karena kejahatan yang dilakukannya.

Suatu hari ia kembali mencuri disebuah rumah penduduk desa. Namun malang nasibya, dia tertangkap. Kemudian dia dibawa kehadapan raja dan diadili sesuai dengan kebiasaan Kerajaan tersebut. Setelah ditimbang berdasarkan betapa seringnya dia mencuri, maka tanpa ampun lagi si anak tersebut dijatuhi hukuman pancung.Pengumuman hukuman itu diumumkan ke seluruh desa. Hukuman pancung akan dilaksanakan keesokan harinya dihadapan rakyat desa dan kerajaan tepat pada saat lonceng menara berdentang jam enam pagi.

Berita hukuman itu sampai juga ditelinga ibunya. Dia menangis meratapi anak yang sangat dicintainya. Sembai berlutut, dia meminta kepada Tuhan.” Ya Allah ampunilah anak hamba, biarlah hambaMu yang sudah tua renta ini yang menanggung dosa dan kesalahannya. Dengan tertatih-tatih, dia mendatangi raja dan memohon agar anaknya dibebaskan, tapi keputusan sudah bulat, si anak tetap harus menjalami hukuman. Dengan hati hancur si ibu kembali ke rumah. Tidak berhenti dia berdoa supaya anaknya diampuni. Karena kelelahan akhirnya dia tertidur.
Keesokan harinya, ditempat yang telah ditentukan, rakyat berbondong-bondong untuk menyaksikan hukuman pancung tersebut. Algojo sudah siap dengan Pancungnya dan si anak sudah pasrah menantikan saat ajal menjemputnya. Terbayang dimatanya wajah ibunya yang sudah tua renta, tanpa terasa dia menangis menyesali perbuatannya

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan, lonceng menara belum juga berdentang. Suasana mulai berisik, sudah lima menit lewat dari waktunya. Akhirnya didatangi petugas yang membunyikan lonceng.. Dia juga mengaku heran karena sedari tadi dia menarik lonceng tapi suara dentangnya tidak ada.

Ketika mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba tali yang dipegangnya mengalir darah. Darah tersebut datangnya dari atas, berasal dari tempat dimana lonceng diikat. Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah itu. Ternyata didalam lonceng besar itu ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul didalam lonceng yang mengakibatkan lonceng tidak dapat berbunyi, sebagai gantinya kepalanya yang terbentur ke dinding lonceng.

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan airmata. Sementara si anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Dia menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikatkan dirinya di lonceng tersebut dan memeluk besi di dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya.

Demikianlah, sangat jelas kasih saying seorang ibu untuk anaknya, betapapun jahatnya si anak. Marilah kita mengasihi orang tua kita, selagi kita masih mampu. Karena mereka adalah sumber kasih sayang Allah bagi kita di dunia ini.

[+/-] BACA LEBIH LENGKAP COY ...

COUNTER

CLOCK

CHAT WITH ME

Status YM