rss

Selasa, 28 Desember 2010

.:: BILAKAH WAKTU ::.


By : Dian Mardiyanti, S.Pd
Pada suatu ketika, ada seorang guru yang sedang memberikan wejangan kepada anak-anak didiknya. Dan wejangan yang satu itu memang dikhususkan untuk para siswi. Wahai anak-anak gadisku yang beranjak dewasa ... Ketahuilah … Bahwa perempuan itu mengalami 3 fase usia dalam menanggapi cinta pria. Ucap Bu guru memulai wejangannya. Seluruh siswi yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing, spontan menjadi tersihir dan fokus menunggu kalimat Bu guru selanjutnya.

Ketika masih berusia 15-20 tahun, maka kalian menjadi sosok yang teramat angkuh dan suka jual mahal ketika ada cowok yang mendekati. Walaupun sebenarnya dalam hatimu menyimpan perasaan yang sama…tapi luarnya tetap saja berpura-pura. Kata “IYA” belum akan kalian berikan sebelum sang pria benar-benar membuktikan cintanya. Sebuah pembuktian yang kadang mengharuskannya melakukan tindakan-tindakan di luar logika. Bangunkan seribu candi lah…, Petikkan bunga Edelweis di puncak Semeru lah…inilah…itulah…bahkan ada yang sampai minta Ambilkan bulan di langit….Weh, repot tu, ntar malamnya jadi gelap donk. Sehingga kalimat yang akan terlontar pada fase ini adalah “ SIAPA SIH LOE?”

Ketika usia beranjak dewasa ... sekitar 20-25 tahun, kalian mulai berpikir ke dalam. Khususnya bagi yang masih joblo. Kekhawatiran mulai datang menghantui. Takut kalo dianggap gak laku, takut kalo akan jadi perawan tua, atau sekedar gengsi ma temen-temen lain yang udah pada punya “PACAR”. Padahal sebenarnya pacar juga bukan status, jadi tetap sama-sama jomblo kan? Heran…siapa sih yang pertama kali mengklaim bahwa pacaran adalah sebuah status? Hayoo…bertanggung jawablah atas kekacauan yang telah kau timbulkan. Terus istilah yang tepat bagaimana? Mmm…CALON ISTRI/ CALON SUAMI mungkin lebih tepat kali ya. Hehehe. Pada fase ini kalimat yang akan terlontar adalah “ SIAPA SIH GUE?”

Usia terus bertambah…tak terasa ¼ abad telah terlampaui. Dan pangeran impian belum juga datang mengisi hari-hari. Keadaan semakin mencekam, pikiran sudah tak lagi berfungsi, rasa sudah tak lagi jadi bahan pertimbangan, standart pria idaman pelan tapi pasti mulai diturunkan. Semangat hidup menyurut. Setiap hari hanya melamun sambil meratapi nasib. Betapa malang nasibku semenjak ditinggal …hehehe (kok malah jadi nyanyi si). Sehingga akhirnya hati sampai pada sebuah kesimpulan “ YAH…SIAPA AJA BOLEH LAH, YANG PENTING CO.”

Diakui atau tidak, gejala-gejala di atas memang sering menyerang kaum hawa. Palagi ditambah dengan data sensus penduduk yang mengatakan bahwa jumlah wanita lebih banyak dari jumlah pria. Jadi tidak ada salahnya kalo wanita menjadi lebih aktif. Eit, aktifnya tetep yang syar’I ya ! Dan gak dibenarkan juga untuk asal memilih pasangan, karena itu akan ikut menentukan surga neraka kita.

Adanya globalisasi, yang mengusung budaya westernisasi dewasa ini, sedikit banyak memang telah berperan atas bergesernya nilai-nilai moral yang dianut oleh masyarakat kita. Wanita menjadi semakin menggadaikan harga dirinya hanya agar bisa mendapatkan cinta seorang pria. Mereka semakin lupa akan janjiNya bahwa “ Wanita baik-baik hanya untuk pria baik-baik, pun sebaliknya”. Jadi, kalau kita merasa “BAIK”, tapi masih belum juga ketemu yang cocok, maka bisa jadi itu adalah ujian bagi keimanan dan kesabaran kita. Dan tentu saja, ada imbalan yang luar biasa menggembirakan dari Dzat yang Maha Pengasih, lagi Penyayang, bila kita mampu melewatinya.

Sesungguhnya hanya Allahlah yang tau persis KESIAPAN kita, bukan sekedar KEINGINAN kita. Semua wanita INGIN menikah, tapi apakah kita benar-benar sudah SIAP. Mengapa kita merasa seolah-olah tidak punya apa-apa, hanya karena belum ada seseorang di sisi? Lalu bagaimana dengan nikmat Allah yang lain? Pendidikan tinggi, karir gemilang, penghasilan berlimpah…seolah semua itu tidak berharga. Rasanya sungguh tidak bijak jika kita bersikap seperti itu.

Mulai sekarang….STOP menuntut! STOP mengeluh! Bukankah jodoh tidak jauh dari kita?

Kalau kita ingin mendapatkan seseorang yang berkualitas, maka tingkatkan pula kualitas diri kita. Allah lebih tau upaya kita. Adakah sama orang yang berusaha dengan orang yang mau tidak berusaha? TIDAK...sekali-kali TIDAK.
Pengin dapat suami sholeh ? Seberapa besar tingkat kesolehan kita?
Pengin dapat suami cinta ilmu? Seberapa besar kecintaan kita terhadap ilmu?
Pengin dapat suami setia ? Seberapa besar tingkat kesetiaan kita?
Pengin dapat suami jujur ? Seberapa besar tingkat kejujuran kita?
Pengin dapat suami tanggung jawab? Seberapa besar kita mampu menjalankan tanggung jawab yang diamanahkan pada kita?
Pengin dapat suami yang penuh cinta ? Seberapa besar kita mampu berbagi cinta kepada sesama ?
Pengin dapat suami berhati lembut ? Seberapa lembut hati kita selama ini?
Kawan ... pasangan kita sebenarnya adalah cermin diri kita sendiri. Maka bangkitlah…berkaryalah…hakikat keadaan buruk diciptakan bukan untuk di sesali...bukan untuk di ratapi. Tetapi untuk di perbaiki, agar kita layak disebut sebagai MANUSIA…

Teruntuk : Seluruh wanita yang sedang dalam penantian
Janji Allah adalah PASTI, masalahnya hanya… WAKTU

0 komentar:


Posting Komentar

COUNTER

CLOCK

CHAT WITH ME

Status YM